Selasa, 01 Maret 2011

Fokus Bertahan , Maksimalkan Set Piece

Lawan yang dihadapi Arema di pertandingan awal AFC Champions League (LCA) jelas levelnya berada jauh di atas skuad besutan Miroslav Janu. Demi menuai hasil terbaik, strategi akan menjadi hal krusial. Strategi manakah yang paling pas?



Sejauh ini, Miro memang masih enggan membuka kartu soal strategi apakah yang bakal ia terapkan kala meladeni Cerezo Osaka, Rabu (2/3) mendatang. Namun, memaksakan permainan terbuka nampaknya bukan pilihan yang ‘sehat’. Dengan kualitas penyerang-penyerang lawan, bisa-bisa Singo Edan justru akan menderita banyak gol. Dan memperkuat lini belakang nampaknya jadi satu-satunya pilihan logis.
Kuartet Benny Wahyudi, Leonard Tupamahu (bisa juga diisi Waluyo), Purwaka Yudhi dan Zulkifli Syukur dipastikan akan melakukan pressing ketat. Agresifitas Benny dan Zulkifli yang biasa naik jauh ke sektor pertahanan lawan kemungkinan akan sedikit diredam. Sebagaimana diutarakan oleh asistem coach, Tony Ho. “Jangan sampai kita kebobolan banyak gol, karena agregat gol sangat mempengaruhi nasib kita.”
Di sisi lain, menerapkan pertahanan grendel bukan jaminan untuk survive. Tony menuturkan jika hal itu ditakutkan malah akan menyebabkan permainan lawan berkembang dan membuat mental pemain Ongis Nade drop. “Bermain tidak terbuka bukan berarti bertahan total. Kalau terus diserang bisa-bisa mental pemain kita justru drop.”
Menilik statement mantan asisten pelatih PSM Makassar tersebut, maka akan lebih berimbang, jika anak-anak Arema juga melakukan counter-attack. Meski dijamin tak akan mudah, namun determinasi Roman Chmelo bisa dipadukan dengan eksplosifnya Ridhuan Muhamad menyisir flank. Belum lagi, striker segudang pengalaman internasional, Noh Alam Shah yang bisa berperan sebagai destroyer atau pengalih perhatian bek lawan.

Set Piece Taker. Esteban mengasah tendangannya.

Peluang sekecil apapun juga vital adanya. Jika berkaca pada porsi latihan khusus yang diterapkan Miro kepada set piece taker macam Esteban Guillen, Ahmad Bustomi dan Roman Chmelo, maka set piece bisa jadi jalan bagi Arema untuk mendulang gol. Sesuai catatan redaksi, dari 25 gol Singo Edan di kancah ISL, 10 diantaranya lahir dari set piece.
Sementara itu, di lini depan, meski kehilangan Dendi Santoso dan Yongki Aribowo yang diboyong oleh timnas U-23, Arema masih memiliki TA Musafry, Noh Alam Shah, Sunarto dan Ahmad Amiruddin. Nampaknya, tak ada pilihan lain bagi Miro, selain konsisten untuk bertahan dan cepat dalam melakukan serangan balik.

0 komentar:

Posting Komentar